Trezeguet lahir 15 Oktober 1977, di Rouen, Prancis dan tumbuh besar di Buenos Aires, Argentina. Trezeguet sudah bermain Sepak Bola sudah dimulai sejak dia berusia 8 tahun bersama klub Argentina, Atletico Platense. Hal tersebut tidaklah mengherankan karena sang ayah, Jorge Trezeguet, merupakan mantan pemain Sepak Bola di Prancis. Dan tahun 1994 Trezeguet memulai debutnya bersama Atletico Platense di Primera Division. Setelah bermain sebanyak 5 pertandingan (1993-1995), akhirnya Trezeguet pindah ke Ligue 1 Prancis, AS Monaco (1995-1999) dan bersama AS Monaco Trezeguet bermain 93 pertandingan dan mencetak 56 gol (Ligue 1 84 pertandingan dan 52 gol dan di Liga Champions 9 pertandingan dan 4 gol). Di AS Monaco, Trezeguet berduet dengan rekan senegaranya, Thierry Henry. Dan Trezeguet sempat menghabiskan waktu 2 musim bersama dengan AS Monaco B dan lebih banyak duduk di bangku cadangan, selama 2 musim tersebut, Trezeguet hanya bermain sebanyak 9 kali pertandingan. Namun Trezeguet berhasil membuktikan ketajamannya sebagai striker kelas dunia dan berhasil menggantikan posisi bintang Brasil di AS Monaco saat itu, Sonny Anderson. Trezeguet membawa AS Monaco meraih 2 kali gelar juara Ligue 1 (1996/97 & 1999/00) serta Trophee des Champions (1997). Tahun 1998 Trezeguet juga mendapatkan penghargaan pemain muda terbaik Ligue 1. Tahun 1998 Trezeguet juga membuat sebuah rekor dengan menciptakan gol tercepat dalam sejarah Liga Champions,
Dan gol Trezeguet membuat Manchester United tersingkir di perempat final Liga Champions 1997/1998 (AS Monaco menang agregat 0-0 dan 1-1). Dan akhirnya AS Monaco takluk melawan Juventus di semifinal saat itu (kalah 4-1 dan menang 3-2).I’ve been, like all Juventus supporters, very fond of David and his 171 goals in ten years. It’s been a real love affair.”
(Andrea Agnelli)
Tahun 2000, setelah usai Piala Eropa 2000, Trezeguet bergabung dengan Juventus dengan biaya transfer £20 juta. Saat itu Trezeguet tercatat sebagai salah satu pemain muda yang diprediksi akan bersinar terang, apalagi Trezeguet bersama timnas Prancis baru saja menjadi juara Piala Eropa 2000 dan juara Piala Dunia 1998. Juga catatan golnya bersama AS Monaco sangat mengagumkan, dan terbukti pembelian Juventus tidak sia-sia. Walaupun kedatangannya ke Juventus sempat diprediksi akan menjadi public enemy fans Azzurri, akibat golden goalnya ke gawang timnas Italia di final Piala Eropa 2000, namun Trezeguet dalam waktu singkat menjadi salah satu penyerang yang paling berbahaya di Serie A bahkan Eropa saat itu. Dimusim pertamanya bersama Juventus, Trezeguet mencetak 14 gol dari 25 pertandingan. Musim 2001/02, Trezeguet menjadi capocannonieri (pencetak gol terbanyak) Serie A bersama dengan Dario Hubner (Piacenza) dengan koleksi 24 gol dari 34 pertandingan, sekaligus mengantarkan Juventus meraih scudetto ke 26 musim 2001/02. Dan dimusim 2002/03, Trezeguet kembali membawa Juventus meraih scudetto ke 27 dan berhasil menembus final Liga Champions setelah mengalahkan Real Madrid di semifinal. Trezeguet mencetak 8 gol dari 10 pertandingan di Liga Champions, sebelum akhirnya kalah dengan AC Milan di final Liga Champions (adu penalti 3-2). Bersama Juventus, Trezeguet mencetak 171 gol dari 320 pertandingan dan menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak Juventus nomor 4 sepanjang masa. Trezeguet dikenal sebagai striker yang sangat tajam depan gawang musuh, baik kepala, kaki kanan dan kirinya sama berbahayanya. Tidak jarang Trezeguet juga menciptakan gol-gol indah akrobatik yang luar biasa.
Trezeguet bersama duet mautnya, Del
Piero juga menjadi penentu atas scudetto ke 26 Juventus musim 2001/02.
Saat di giornata terakhir Juventus menang 2-0 di kandang Udinese,
sementara disaat bersamaan Inter Milan dikalahkan Lazio 4-2 di Olimpico.
Kenangan indah yang dikenal dengan 5 Maggio 2002
tersebut merupakan salah satu momentum terbaik Trezeguet bersama
Juventus. Namun tidak semuanya selalu indah, saat adu penalti melawan AC
Milan di final Liga Champions, Juventus kalah 3-2 dan Trezeguet adalah salah satu penendang yang gagal mengeksekusi tendangan penalti ke gawang Dida.
Di Juventus, Trezeguet mempersembahkan 4 gelar scudetto (2001/02,
2002/03, 2004/05, 2005/06), 2 gelar Piala Super Italia (2002 dan 2003)
dan scudetto Serie B (2006/07). Trezeguet juga meraih penghargaan
individu seperti Serie A Footballer of the year 2002, Serie A Foreign
Footballer of the year 2002, Serie A Top Goal Scorer 2001/02, FIFA 100 greatest living footballers.
Trezeguet mendapatkan tempat di hati Juventini bukan karena semata-mata
ketajamannya sebagai striker, tapi lebih dari itu, Trezeguet memiliki
kesetiaan dan dedikasi yang luar biasa untuk Juventus. Saat kasus
Farsopoli terjadi, Juventus menjadi korban dengan kerampokan 2 gelar
scudetto (2004/05 & 2005/06) serta hukuman degradasi “paksa” ke
Serie B di musim 2006/07. Mulai dari pelatih (Capello) sampai dengan
sejumlah pemain berlabel bintang memaksa dan terpaksa angkat kaki dari
Turin. Namun dari sekian banyak pemain berlebel bintang yang angkat
kaki, Juventini mengenang ada 5 pahlawan yang tetap tinggal di Juventus
walaupun harus turun kasta ke Serie B.Kelima pemain tersebut adalah Gianluigi Buffon, Pavel Nedved, Alessandro
Del Piero, Mauro Camoranesi dan David Trezeguet. Untuk Trezeguet
sendiri selama di Serie B bermain sebanyak 31 pertandingan dan mencetak
15 gol. Hanya butuh waktu semusim saja di Serie B, Juventus meraih
scudetto Serie B dan langsung kembali promosi ke Serie A. Sayangnya
penampilan Trezeguet mulai menurun karena faktor usia dan cedera yang
berkepanjangan. Di musim 2007/08 Trezeguet masih mampu bermain di 36
pertandingan dan mencetak 20 gol, namun mulai musim 2008/09 penampilan
Trezeguet menurun drastis, hanya bermain 8 pertandingan Serie A, 4
pertandingan Liga Champions dan hanya mencetak 1 gol. Dan musim 2009/10,
Trezeguet bermain di 19 pertandingan Serie A dan mencetak 7 gol, 4
pertandingan Liga Champions dan mencetak 1 gol serta 4 pertandingan Liga
Europa dan mencetak 2 gol. Dan musim 2010/11, Trezeguet hanya sempat
bermain untuk Juventus di kualifikasi Liga Europa sebelum kontraknya
diputus Juventus dan akhirnya pindah ke klub La Liga Spanyol, Hercules.
Sebenarnya Trezeguet memiliki kesempatan untuk bergabung dengan Napoli
sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Hercules. Jelas Trezeguet
tertarik dengan tawaran Napoli, yang memiliki proyek yang jelas dan
serius, namun semuanya mentah karena cinta Trezeguet kepada Juventus dan
fans terlalu besar.
“I had this opportunity. I was interested to get to know an important place with a clear and serious project. I said no to Napoli out of respect for the Juventus fans with whom I have a special relationship. I have not been able to say goodbye to them well. I will do it one day in the future. I will also say hi to my former teammates and Andrea Agnelli with whom I also have a great relationship.”
(David Trezeguet – Il Sussidario)
______________________________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar